07 Desember 2007

CINTA, KETULUSAN & MATREALISME

baca sampe slese y............

Saya agak kaget ketika salah seorang teman berkata "emang lo hidup mau dimakani cinta doang?" sesaat setelah saya berkata sesuatu tentang cinta bahwa cinta adalah segala-galanya bagi saya!

Beberapa detik saya tetrtegun & tidak bisa berkata apa-apa lagi, hingga beberapa menit berlalu saya masih terdiam merenungi perkataan tadi. Hingga saya kembali kekosan, saya masih merenunginya hingga beberapa jam berlalu sampai akhirnya wawasan saya terbuka "betul juga apa kata dia, memang pantas wanita berkata seperti itu. Apalah artinya cinta, ketulusan tanpa matrealisme/ekonomi yang cukup?pasti akhir yang diperoleh akan pahit".

Fakta di dunia ini tak seorangpun wanita mau hidup dengan lelaki miskin apalagi pengangguran atau lelaki yang hanya mengandalkan kekayaan orang tuanya belaka, meskipun wanita itu begitu mencintainya, kalaupun ada jumlahnya sangat sedikit.

Lalu timbul pertanyaan: "adakah di dunia ini cinta yang benar-benar tulus tanpa embel-embel matrealisme?" saya hanya bisa menjawab: "it's posible!?", "mana mungkin!?" ya memang seperti itu seharusnya!! Ketiga faktor ini (cinta, ketulusan & matrealisme) harus ada & harus berjalan secara beriringan. Jika salah satu faktor saja tidak ada pada jalurnya maka jalannya rumah tangga akan terganggu.

Tanpa ketulusan cinta, hanya matrealisme banyak terjadi pertengkaran, perselingkuhan & ujung-ujungnya perceraian. Tanpa matrealisme, hanya ketulusan cinta juga banyak terjadi pertengkaran, perselingkuhan & ujung-ujungnya perceraian. Paling tidak itulah yang bisa kita lihat dalam realita kehidupan sehari-hari baik berita di televisi, lingkungan kita dan ataupun sinetron-sinetron.

Itulah sekelumit tentang ketulusan cinta & matrealisme yang intinya semua faktor itu adalah penting selain juga adanya kesetiaan (loyality), kebijaksanaan, kebersamaan & perngertian. Yang kesemuanya harus berjalan secara beririnagan pada jalurnya masing-masing agar jalannya rumah tangga atau suatu hubungan tidak terganggu.

Semoga tulisan saya ini bisa menambah wawasan bagi kita semua baik yang belum, akan ataupun yang sudah menikah/berumah tangga. Akhir kata cinta yang benar-benar tulus tanpa embel-embel materi hanya Alloh Swt-lah yang punya. Oleh karena itu selayaknyalah kita kembali kepdaNya, sudah saatnyalah kita membalas cintaNya.

Purwokerto 23 juli 2004


3 komentar:

Putri Wanasita mengatakan...

well yang pasti, cinta itu menyenangkan :D

Anonim mengatakan...

yups!bener banget...materi tetap penting lah...cuma materi bukanlah segalanya..itu kalo menurutku lho ya..

Anonim mengatakan...

mang kaya gitcu seharusnya kan?
smwanya harus ada dan berjaan beriringan....
thanks commentya ya Pu3....!!!